"Kromatografi Lapis Tipis dan Kolom"
DISUSUN OLEH:
MIRNAWATI
(A1C117013)
(A1C117013)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
PERCOBAAN KE-8
I.
JUDUL
“Kromatografi Lapis
Tipis dan Kolom”
II.
HARI/TANGGAL
Kamis / 18 April 2019
III.
TUJUAN
Adapun tujuan dari
dilakukannya percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat
mengetahui teknik-teknik dasar kromatografi lapis tipis dan kolom
2. Dapat
membuat plat kromatografi lapis tipis dan kolom kromatografi
3. Dapat
memisahkan suatu senyawa dari campurannya dengan kromatografi lapis tipis dan
memurnikannya dengan kolom
4. Dapat
memisahkan pigmen tumbuhan dengan cara kromatografi kolom
IV.
LANDASAN
TEORI
Kromatografi
adalah salah satu dari teknik pemisahan dalam analisis kimia yang biasa lebih
dikenal dengan fase diam dan fase gerak. Kromatografi ialah teknik dalam
analisis kimia yang bertujuan untuk memisahkan campuran zat menjadi komponen
atau partikel-partikel penyusun dari campuran tersebut, lalu komponen yang didapatkan
akan dianalisis satu persatu. Jenis pemisahan berdasarkan kromatografi ini
dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu kromatografi lapis tipis,
kromatografi cair, kromatografi penukar ion, kromatografi afinitas. Walaupun kromatografi
ini terbagi dalam beberapa jenis namun pada prinsip dasarnya tetap sama satu
dan lainnya. Dalam pemisahan secara kromatografi, ada beberapa istilah yang
digunakan, yaitu sebagai berikut:
Istilah
penting
|
Pengertian
|
Fase
gerak/pengemban
|
Fase
gerak yang dimaksud adalah pelarut organik yang digunakan yang mengalir
didalam kolom
|
Fase
diam/adsorben
|
Fase
diam yang dimaksud adalah zat padat yang menempel pada lapisan plat atau kaca,
jenis fase diam yang digunakan tergantung pada kromatografi yang digunakan. Contoh:
silika gel, selulosa, dan dedosil sulfat.
|
Eluen
|
Eluen
adalah campuran dari pelarut yang merambat pada kolo, lapis tipis, atau
kertas.
|
Eluat
|
Eluat
adalah cairan yang keluar dari kolom yang membawa komponen dari campuran yang
akan dipisahkan.
|
Elusi
|
Elusi
adalah proses pemisahan komponen dari campuran dengan cara menambahkan
kombinasi pelarut tertentu.
|
Analit
|
Komponen
yang telah memisahkan diri dari campuran.
|
Adapun
prinsip dari pemisahan kromatografi adalah didalam suatu campuran yang terdiri
dari komponen-komponen zat tertentu dimana komponen tersebut terletak pada
perbedaan afinitas atau gaya adesi dari setiap jenis analit terhadap fase diam
dan fase gerak, oleh karena itu komponen-komponen tersebut dapat terpisah dari
campurannya. Penentuan afinitas dari suatu analit dapat kita tetapkan dengan
melihat daya adsorpsinya terhadap fase diam dan kelarutan analit tersebut
terhadap fase gerak yang digunakan atau yang dipakai(http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/10/325teknik-pemisahan-dengan-khromatografi/).
Kromatografi adalah teknik pemisahan
suatu komponen berdasarkan pendistribusian zat antara dua fase, yaitu fase diam
(stasioner) dan fase gerak (mobile). Kromatografi ini memiliki azas penting,
azas penting tersebut adalah pada senyawa yang berbeda juga memiliki koefisien
yang berbeda diantara kedua fase tersebut. Ada dua kemungkinan yang terjadi
pada senyawa-senyawa tersebut yaitu senyawa yang berinteraksi secara lemah dan
senyawa yang berinteraksi secara kuat. Untuk senyawa yang beriteraksi secara
kuat dengan fase diam akan bergerak lambat, dan untuk senyawa yang berinteraksi
secara lemah dengan fase diam akan bergerak lebih cepat dan akan lebih lama
tertinggal dalam fase gerak dalam sistem kromatografi. Pada dasarnya, setiap
komponen yang ada dalam campuran senyawa ini bergerak dengan kecepatan yang
berbeda-beda pada sistem kromatografi, oleh karena itu akan dihasilkan
pemisahan yang sempurna. Kromatografi dapat dibedakan menjadi beberapa macam,
yaitu kromatografi lapis tipi (TLC), kromatografi kolom, kromatografi gas (GC),
dan lain sebagainya. Kromatografi yang pertama adalah kromatografi lapis tiis
(TLC ;Thin Layer Chromatography), pada kromatografi ini bahan penyerapnya
dilekatkan tersebar pada plat kaca, alumunium, atau plastik. Kromatografi tipis
ini memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh jenis kromatografi yang lain
yaitu pada sistem pengerjaannya lebih cepat, kebutuhan bahan dapat disesuaikan dengan keperluan dan pemisahan yang dilakukan baik. Sedangkan
untuk kromatografi kolom itu sendiri adalah teknik kromatografi yang penting
untuk skala preparatif, dari beberapa miligram samapi puluhan gram. Pada
kromatografi kolom ini pemisahannya digunakan dengan menggunakan kolom kaca
yang diisi dengan bahan penjerap. Oleh karena itu kromatografi ini dinamakan
kromatografi kolom. Cara melakukan pemisahan ini adalah dengan cara memasukkan
campuran yang akan dipisahkan dibagian atas timbunan penjerap, dimana semua
campuran ini akan terjerap semuanya. Dalam kromatografi ada istilah eluen,
eluen adalah fase gerak yang dialirkan terus-menerus melalui bahan penjerap.
Semua zat yang berada didalam campuran tersebut akan ikut turun dengan
kecepatan yang berbeda-beda, hal ini bergantung pada afinitasnya terhadap
penjerap (Tim Kimia Organik, 2016).
Teknik kromatografi kolom terbuka (KLT) pertama kali
dikembangkan oleh Ismailoff dan Schaiber pada tahun 1938. Pada teknik pemisahan
ini ada yang dinamakan dengan adsorben dan adsorbat. Adsorben adalah zat
digunakan untuk menyerap partikel atau molekul yang ada didalam suatu zat.
Sedangkan adsorbat adalah zat yang akan diserap. Pada kromatografi kolom
terbuka ini adsorben dilapiskan diatas lempeng kaca yang bertindak sebagai
penunjang fase diam. Kromatografi kolom terbuka adalah kromatografi dimana fasa
bergerak ini akan berjalan sepanjang terjadinya fase diam hingga terbentuknya
kromatografi. kromatografi kolom ini adalah metode kromatografi yang sederhana,
cepat dalam melakukan pemisahan dan mudah untuk didapatkannya senyawa-senyawa
yang terpisah. Adapun pelapis yang sering digunakan pada kromatografi kolom ini
adalah silici gel, namun terkadang juga digunakan bubuk selulosa (Khopkar,
2010).
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan yang terdiri dari
dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam (Stationer Phase) adalah
salah satu fase yang penting karena dengan adanya fase diam ini didapatkannya
perbedaan waktu retensi (Rf) dan terpisahnya komponen senyawa analit dari
sampel tersebut. contoh dari fase diam adalah berupa bahan atau porous
(berpori) yang berbentuk molekul kecil atau cairan yang pada dasarnya bahan
tersebut dilapisi oleh padatan pendukung. Sedangkan fase gerak adalah fase yang
membawa analit, fase gerak ini dapat bersifat inert ataupun berinteraksi dengan
analit. Pada dasarnya fase gerak yang ada tidak selalu berbentuk cairan, ada
juga fase gerak yang berbentuk gas, gas yang digunakan yaitu sebagai carrier
gas senyawa yang bersifat volatil atau mudah menguap, namun kebanyakan dari
penelitian menggunakan fase geraknya
adalah berupa cairan (Krisma, 2010).
Pada teknik pemisahan dengan cara kromatografi ini setelah
dilakukan proses kromatografi yaitu dari proses penotolan noda pada plat,
kemudian pengujian dengan eluen langkah selajutnya adalah mendeteksi noda yang
telah didapatkan. Dalam hal ini pendeteksian noda pada kromatografi lapis tipis
(KLT) lebih mudah dilakukan jika dibandingkan dengan kromatografi kertas. Dalam
pendeteksian ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik umum yang
biasanya dilakukan. Jika didapatkan noda yang tidak berwarna atau berpendar
jika dikenai oleh sinar ultraviolet dapat ditempatkan dengan cara yaitu
mendidihkan papan pengembang pada larutan iod. Sehingga nantinya uap iod
tersebut akan berinteraksi dengan komponen sampel yang terbentuk baik
berdasarkan kelarutan membentuk warna atau secara kimiawinya (Soebagio, 2000).
V.
ALAT
dan BAHAN
Adapun
alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
5.1 Alat
-
Plat TLC - Erlenmeyer
-
Gelas piala -
Pipa kapiler
-
Dryer - Bejana
pengembang
-
Kolom kromatografi - Lampu UV
-
Glass wool - Tabung reaksi
-
Pengaduk -
Pipet tetes
-
Pensil
- Glass wol
5.2 Bahan
-
Metanol - Etanol
-
Etil-asetat - Kloroform
-
n-heksan -
Aseton
-
Ekstrak tanaman - Serium sulfat
-
Ekstrak daun - Silika gel
-
Asam asetat - Larutan pengembang
VI.
PROSEDUR
KERJA
6.1 Kromatografi Lapis Tipis
1. Disiapkan
Plat TLC
2. Dibuat
larutan pengembang dalam gelas piala 1L dengan komposisi Etanol : Metanol :
Kloroform : Etil- Asetat : n-heksan :
Aseton ( 40 : 68 : 108 : 115 : 140 : 152 ) ml
3. Dibuat
10 larutan sampel daari 10 ekstrak tanaman dengan 5 ml metanol
4. Diambil
masing-masing larutan sampel yang sudah di ekstrak dibubuhkan ( ditotolkan )
diatas pelat TLC dengan jarak kira-kira 1cm dari tepi pelat kaca.
5. Dikeringkan
noda sampel dan standard dengan dryer (ditiup).
6. Dimasukkan
pelat ke dalam bejana pengembang
7. Dibiarkan
proses ini berlangsung sampai garis dmencapai 1 cm dari tepi atas pelat.
8. Diangkat
pelat dari bejana, lihat noda dengan lampu UV atau dibuat larutan dengann
serium sulfat
9. Dihitung
dan bandingkan semua Rf yang diperoleh.
6.2 Kromatografi KolomDi
1. Disiapkan
10 ekstrak daun
3. Disumbat
bagian bawah kolom dengan glass wool.
4. Dimasukkan
silika gel kedalam larutan pengembang yang telah dibuat di awal.
5. Dimasukkan
tersebut kemudian kedalam kromatografi kolom.
6. Dimasukkan
sampel yang akan di kromatografi
7. Diteteskan
pelarut secara terus- menerus kedalam kolom
8. Ditampung
tetesan yang keluar dari kolom dengan beberapa tabung reaksi bersih dan
dipisahkan berdasarkan warnanya.
Dibawah
ini merupakan video percobaan yang terkait dengan kromatografi:
Adapun
permasalahan yang muncul berdasarkan video tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dari
video tersebut dapat kita ketahui prinsip kerja dari kromatografi, apakah
prinsip kerja tersebut?
2. Dari
video tersebut dijelaskan bahwa eluen yang akan digunakan pada proses
kromatografi adalah eluen yang telah dijenuhkan. Bagaimana cara melihat eluen
tersebut telah jenuh atau tidak?
3. Pada
video tersebut saat ingin melakukan proses kromatografi lempeng KLT yang
digunakan sebagai alat untuk pemisahan ini diletakkan miring dengan derajat
kemiringan sekitar 300. Apa fungsi diletakkannya lempeng tersebut
dengan kemiringan 300?
Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 1. Prinsip kerja dari kromatogarafi lapis tipis ini adalah terjadinya keseimbangan antara fase diam dan fase gerak. Ada interaksi antara permukaan fase diam dan gugus fungsi senyawa organik yg akan diidentifikasi yg telah bereaksi dengan fase gerak (sheila sagita,09).
BalasHapusSaya Elda Septiana (A1C117027) akan menjawab no 2.
BalasHapusCara melihat bahwa eluen yang digunakan itu telah jenuh adalah dengan melihat kertas saring yang dilettak diatas eluen. Apabila kertas saring tersebut telah basah hingga batas penutupan kertas saring maka itu tandanya bahwa euen telah jenuh.
Saya Agustri manda sari (A1C117035) akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3 yaitu Fungsi dari meletakkan lempeng KLT dengan kemiringin 30 derajat adalah agar memudahkan terjadinya elusi
BalasHapus