DISUSUN OLEH:
MIRNAWATI
(A1C117013)
(A1C117013)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
7.1 Kelarutan
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Tabung 1: ½ mL etanol + 2 mL aquades
|
Warna bening
|
2.
|
Tabung
2 : ½ mL madu + 2 mL
aquades
|
Terbentuk
2 larutan didalam antara madu dan air, setelah diaduk madu larut dalam air dan berubah warna kuning keruh
|
3.
|
Tabung 3: ½ mL Fenol + 2 mL aquades
|
Sebelum digoncang warnanya putih susu, didiamkan membetuk endapan orange,
digoncangkan semua bercampur.
|
7.2 Reaksi dengan Alkali
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Tabung 1: ½ mL fenol + NaOH 10% 5 mL
|
Warnanya kuning pudar, terdapat 2
fasa minyak dan air, didiamkan minyak larut dan berwarna orange
jernih
|
2.
|
Tabung
2: ½ mLmadu + NaOH 10% 5
mL
|
Terdapat larutan seperti minyak, lama-lama
menghilang, diaduk terdapat endapan warna kuning terang, lapisan atas berwana kuning jernih
|
3.
|
Tabung 3: ½ mL 2-naftol + NaOH 10% 5 mL
|
Terdapat gelembung gas sedikit, digoncangkan warnanya bening dan tidak ada gelembung
|
7.3 Oksidasi dengan Asam Kromat (Pengujian Bordwell-Wellman)
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
5 tabung reaksi dimasukkan 1 mL
aseton
|
Aseton memiliki warna yang bening
|
2.
|
Tabung
1
- 1
mL aseton + 1 tetes cairan alcohol (2-butanol)
- Ditambahkan reagen BW 1 tetes
|
Warnanyabeningjernih
Terdapat endapan biru toska
|
3.
|
Tabung 2
- 1 mL aseton + 1
tetester-butil alcohol (madu)
- Ditambahkan reagen BW 1 tetes
|
Madu tidak larut, terpisah antara kedua larutan
Warna menjadi kuning keruh dan terdapat endapan warna hijau
|
4.
|
Tabung
3
- 1
mL aseton + 1 tetes kolesterol (minyak jelantah)
- Ditambahkan reagen BW 1 tetes
|
Tidak bercampur keduanya
Terdapat dua lapisan, lapisan atas berawarna orange bening dan lapisan bawah
berwarna orange keruh
|
5.
|
Tabung 4
- 1 mL aseton + 1 tetes karbinol (air kunyit)
- Ditambahkan reagen BW 1 tetes
|
Larutan berwarna kuning
Terdapat endapan berwarna orange
keruh, dan lapisan atas warnanya orange
bening
|
7.4 Reaksi Fenol dengan Clor
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
0,1 mL fenol + 3 mL aquades
|
Larutan bercampur secara homogen
|
2.
|
Ditambahkan Clor dan digoncang
|
Dilakukan penambahan terus-menerus sehingga warna menjadi jernih
|
No.
|
Perlakuan
|
Hasil Pengamatan
|
1.
|
Tabung 1
1-2 tetes fenol + 5 mL aquades + 1-2 tetes besi (III) klorida
|
Semua larut menjadi satu dan warna yang dihasilkan adalah ungu jernih
|
2.
|
Tabung
2
1-2
tetes resorsinol
+ 5 mL aquades + 1-2 tetes besi (III) klorida
|
Semua larut dan warnanya menjadi kuning jernih
|
3.
|
Tabung 3
1-2 tetes 2-propanol + 5 mL aquades + 1-2 tetes besi (III) klorida
|
Semua larut dan menghasilkan warna kuning pudar
|
VIII. PEMBAHASAN
Alkohol dan fenol
adalah dua senyawa organik yang mempunyai struktur yang sama, tetapi gugus fungsi
pada fenol melekat berlangsung pada cincin aromatik. Suatu senyawa
non-hidrokarbon yang mana mengandung rantai karbon atau cincin atom-atom yang
sama. Alkohol termasuk kedalam senyawa hidrokarbon alifatik dan fenol termasuk
kedalam hidrokarbon aromatik. Alkohol dan fenol banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Alkohol dapat mengalami reaksi substitusi, oksidasi dan
dehidrasi. Alkohol dapat bereaksi dengan senyawa alkil halida oleh senyawa
halogen. Alkohol yang dioksidasi akan membentuk turunan aldehid, keton, eter,
ester, dan asam karboksilat bahkan juga akan membentuk garam alkoksida dari reaksi
logam-logam alkali. Alkohol mudah bereaksi dengan senyawa lain (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/28/reaksi-alkohol-dan-fenol298/).
8.1 Kelarutan
Pada
prosedur yang pertama pada percobaan reaksi-reaksi alkohol dan fenol ini kami
melakukan uji kelarutan. Kelarutan adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu
atau suatu zat terlarut yang dapat larut dengan baik dalam suatu pelarut yang
berada dalam keadaan kesetimbangan. Pada perocbaan ini kami menguji kelarutan
tiga zat yang berbeda yaitu etanol, madu, dan fenol. Digunakannya madu karena
didalam madu terdapat kandungan ter-butil alkohol.
Pada
percobaan ini hal yang pertama dilakukan adalah memasukkan ½ ml dari
masing-masing zat tersebut, kemudian ditambahkan 2 ml aquades kedalam
mamsing-masing tabung reaksi tersebut. Pada percobaan ini kita melihat
bagaimana kelarutan dari ketigazat yaitu etanol, madu dan, fenol didalam air.
Hasil yang kami dapatkan pada masing-masing tabung adalah pada saat Etanol dilarutkan dengan aquades warna
campurannya tetap menjadi bening. Hal ini dikarenakan etanol berwarna bening
dan air juga berwarna bening. Kemudian etanol merupakan senyawa polar, etanol
jugua biasanya digunakan sebagai pelarut. Sedangkan air juga bersifat polar,
oleh karena itu etanol dan air atau
aquades dapat saling melarutkan dengan baik. Untuk melarutkan madu didalam air hasil yang kami
dapatkan adalah campurannya tidak menyatu, yaitu terdapat dua lapisan didalam
campuran tersebut. Kemudian, setelah diaduk campurannya berubah menjadi warna
kuning keruh. Madu yang awalnya dicampur dengan air tidak saling melarutkan,
hal ini mungkin dikarenakan madu yang kami gunakan adalah madu asli. Dan
setelah pengadukan madu tersebut larut, namun tetap ada partikel-partikel madu
yang terlihat. Pada intinya madu asli yang kami gunakan tidak dapat larut dalam
air seutuhnya. Untuk sampel atau zat yang ketiga yaitu fenol. Hasil yang kami dapatkan pada saat melarutkan fenol kedalam
air adalah sebelum dilakukan penggoncangan warna dari campuran ini adalah putih
susu, kemudian ketika beberapa saat didiamkan terbentuk endapan berwarna orange. Endapan orange ini berasal dari fenol, karena
warna awal dari fenol adalah orange pudar yang jenih. Kemudian setelah
dilakukan penggoncangan campurannya yaitu fenol dan air saling dapat melarutkan
dengan baik. Hal ini dikarenakan fenol
bersifat polar dan air juga bersifat
polar, sehingga dapat saling melarutkan dengan baik. Pada uji kelarutan ini
semua sampel atau zat yang digunakan apabila larut dengan air maka termasuk
kedalam alkohol-alkohol yang dapat larut dalam air. Hal ini sesuai dengan teori
bahwaalkohol dengan bobot molekul yang rendah dapat larut dalam air dengan
mengganti molekul-molekul air dalam jaringan ikatan hidrogen.
8.2 Reaksi dengan Alkali
Pada proedur kedua dalam perobaan
reaksi-reaksi alkohol dan fenol ini kami melakukan pengamatan pada reaksi
dengan menggunakan alkali. Percobaan ini hampir sama dengan kelarutan hanya
saja pada percobaan ini bahan yang digunakan sebagai pelarutnya adalah natirium
hidroksida (naoh) 10% sebanyak 5 ml. Zat atau sampel yang akan diuji adalah
fenol, madu, dan 2-naftol. 2-naftol yang kami gunakan pada pecobaan ini adalah
dalam bentuk larutan. Terlebih dahulu 2-naftol yang berbentuk serbuk kami
larutkan didalam etanol. Karena 2-naftol sukar larut didalam air sehingga kami
menggunakan etanol sebagai pelarutnya.
Pada
percobaan ini kami menggunakan sampel atau atnya sebanyak ½ ml, kemudian
dilarutkan dengan 5 ml naoh 10 %. Hasil yang kami dapatkan pada setiap tabung
dipercobaan reaksi dengan alkali ini adalah untuk fenol ketika dilarutkan dengan naoh warna dari hasil campurannya
adalah kuning pudar, dan terdapat dua fasa seperti minyak dan air. Setelah didiam beberapa menit minyak
campuran tersebut larut dan warna dari larutannya adalah orange jernih. Naoh bersifat
polar dan fenol juga bersifat polar, oleh karena itu zat dan
pelarut ini dapat saling melarutkan. Untuk hasil dari madu yaitu pada saat madu dilarutkan
dengan naoh terdapat larutan seperti minyak, kemudian lama-kelamaan minyak
tersebut menghilang. Kemudian setelah diaduk terdapat endapan warna kuning
terang, ini didapatkan dari madu tersebut karena madu yang digunakan adalah
madu asli dan terlalu kental. Kemudian terdapat dua warna pada campuran ini
yaitu warna kuning jernih pada bagian
atas dan kuning pudar dibagian bawahnya. Yang terakhir yaitu campuran 2-naftol dengan naoh 10%, hasil yang didapatkan
terdapat sedikit gelembung gas dan ketika digoncangkan warnanya menjadi bening
dan tidak ada lagi gelembung gas yang awal tadi. Semua hasil yang didapat
bening atau jernih menandakan bahwa ketiga bahan atau senyawa tersebut memiliki
tingkat keasaman 10.000 kali lebih kuat dari pada air sehingga senyawa tersebut
dapat dengan mudah bereaksi dengan larutan basa.
8.3 Oksidasi dengan Asam Kromat
(Pengujian Bordwell-Wellman)
Pada prosedur yang ketiga ini
dilakukan pengujian reaksi alkohol dan fenol dengan menggunakan oksidasi dengan
asam kromat. Bahan yang kami gunakan adalah aseton dan alkkohol yangakan diuji
yaitu 2-butanol, madu (ter-butil alkohol), kolesterol (minyak jelantah), dan
karbinol (air kunyit) dengan menggunakan reagen BW. Reagen BW (Bordwell-Wellman)
ini dibuat terlebih dahulu dengan cara melarutkan 5 gram anhidrat kromatid dalam 25 asam sulfat pekat kemudian
diencerkan dengan75 air suling, warna
dari reagen BW ini adalah orange kemerah-merahan atau jingga.
Langkah awal yang
dilakukan adalah memasukkan 1 ml aseton kedalam 4 tabung reaksi. Kemudian pada
tiap tabung ditambahkan dengan 1 tetes
alkohol yang akan diuji yaitu 2-butanol, madu, minyak jelantah, dan air
kunyit. Kemudian ditambahkan dengan reagen BW sebanyak 1 tetes pada masing-masing tabung reaksi
tersebut. Warna awal dari aseton adalah bening. Hasil yang didapatkan pada
masing-masing tabung reaksi adalah pada tabung 1 yaitu uji 2-butanol hasil yang didapat yaitu warna dari campurannya bening
yang jernih dan ketika ditambahkan denga reagen BW terdapat endapan berwarna
biru toska. Pada tabung yang ke 2 yaitu menguji madu, hasil yang kami dapatkan
adalah madu tersebut tidak larut, dan terdapat lapisan antara kedua campuran tersebut. Ketika ditambahkan
dengan reagen BW, warna dari campuran ini adalah warna kuning keruh dan
terdapat endapan warna hijau. Untuk tabung 3 yaitu pengujian minyak jelantah
(kolesterol), hasil yang didapatkan adalah campuran ini tidak dapat bercampur
diantara keduanya. Kemudian ketika ditambahkan reagen BW perubahan yang terjadi
pada campuran tersebut adalah terdapat dua lapisan yaitu pada bagian atas
berwarna orange bening dan pada bagian bawah larutannya berwarna orange keruh.
Pada tabung yang terakhir yaitu tabung yang ke
4 digunakan untuk menguji air
kunyit (ter-butil alkohol) hasil yang kami dapatkan adalah larutan dari
campuran ini awalnya berwarna kuning. Dan setelah ditambahkan dengan reagen BW
terdapat endapan berwarna orange keruh dan pada lapisan atas berwarna orange
bening.
Salah satu cara mengoksidasi alkohol primer adalah
dengan mereaksikan dengan asam kromat yang hasil oksidasinya akan menjadi asam
karboksilat. Asam kromat atau reagen BW
yang kami gunakan awalnya berwarna
jingga akan tereduksi menjadi warna hijau. Sedangkan untuk alkohol sekunder akan teroksidasi
dengan asam kromat ini menjadi keton.
Untuk alkohol tersier itu tidak dapat teroksidasi dengan kalium kromat atau
reagen BW yang kita gunakan. Dari percobaan ini kita dapat membedaka mana yang alohol primer,
sekunder dan tersier dari 4 macam senyawa yang kita uji yaitu 2-buatnol, madu,
minyak jelantah, dan air kunyit.
8.4 Reaksi Fenol dengan Clor
Pada percobaan
selanjutnya yaitu uji senyawa fenol
dengan menggunakan clor. Hal yang pertama kami lakukan adalah memasukkan 0,1 ml
fenol kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan atau dilarutkan dengan 3 ml
aquades. Hasil yang didapatkan adalah larutannya bercampur secara homogen atau
larut dengan baik. Pada saat fenol dilarutkan dengan air kedua senyawa ini
saling melarutkan karena fenol bersifat polar dan air juga bersifat polar, oleh
karena itu kedua senyawa ini saling melarutkan dengan baik. Kemudian setelah
ditambahkan air, campuran atau larutan ini ditambahkan dengan clor beberapa ml hingga larutan ini menjadi
jernih. Berdasarkan percobaan diatas dapat kita lihat bahwa fenol dapat larut
dan bereaksi dengan senyawa halogen. Selain melarut dalam pelarut polar, fenol juga melarut dengan pelarut non
polar. Hal ini disebabkan karena adanya
gugus –OH pada fenol yang menjadi penentu dalam kecenderungan
saling melarutkan dengan senyawa lain.
8.5 Reaksi Fenol dengan Besi (III)
Klorida
Pada prosedur yang selanjutnya pada percobaan
alkohol dan fenol ini adalah menguji reaksi fenol dengan besi (III) klorida.
Pada percobaan ini kami melakukan uji pada senyawa atau zat fenol, resorsinol,
dan 2-propanol yang kemudian akan direaksikan dengan besi (III) klorida. Hal
yang pertama kami lakukan adalah memasukkan ketiga senyawa yang akan diuji tadi
kedalam tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 5 ml aquades, kemudian ditambahkan
lagi 1-2 tetes besi (III) klorida. Lalu diamati perubahan masing-masing pada
tabung tersebut.
Tabung pertama yaitu
berisi senyawa fenol,
hasil yang didapatkan adalah ketika semua zat
atau senyawa bercampur menjadi satu
warna yang dihasilkan pada campuran ini adalah warna ungu jernih. Pada tabung
kedua yaitu berisi senyawa resorsinol yang dicampur dengan air dan besi (III) klorida,
hasil yang didapatkan setelah pencampuran ini adalah semua senyawanya larut dengan baik dan
warnanya menjadi kuning jernih. Pada tabung ketiga yang berisi 2-propanol, hasil yang didapatkan setelah ditambahkan air dan besi (III)
klorida adalah campuran ini menjadi larut seutuhnya dan warna larutannya
menjadi warna kuning pudar. Pada uji dengan besi (III) klorida ini alkohol
tidak akan bereaksi dengan apapun.
IX. PERTANYAAN
PASCA
Adapun permasalahan yang muncul setelah
dilakukannya percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengapa pada
percobaan kelarutan madu yang dilarutkan dengan pelarut air pada awalnya tidak
larut atau tidak langsung larut?
2. Bagaimana cara
mengidentifikasi senyawa alkohol melalui percobaan uji dengan menggunakan asam
kromat?
3. Mengapa pada
saat uji coba reaksi fenol dengan besi (III) klorida pada senyawa atau zat
resorsinol dan 2-propanol menghasilkan senyawa yang berwarna kuning jernih?
X. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari percobaan reaksi alkohol dan fenol ini adalah sebagai
berikut:
1. Alkohol dan
fenol memiliki beberapa perbedaan. Yang pertama adalah alkohol merupakan senyawa hidrokarbon alifatik sedangkan fenol
merupakan seyawa hidrokarbon aromatik. Kemudian alkohol merupakan alifatik
kurang asam dibandingkan dengan fenol. Sedangkan fenol merupakan senyawa yang
bersifat asam kuat.
2. Adapun jenis-jenis
reaksi atau uji yang dapat digunakan untuk membedakan senyawa alkohol dan fenol
adalah kelarutan dalam air, reaksi dengan alkali, reaksi dengan natrium,
pengujian lucas yaitu dengan menggunakan reagen lucas, oksidasi dengan asam
kromat dengan menggunakan reagen bordwell-wellman, reaksi fenol dengan brom,
dan reaksi fenol dengan besi (III) klorida.
3. Alkohol dan fenol merupakan dua senyawa organik yang mempunyai struktur
yang sama, tetapi gugus fungsi pada fenol melekat berlangsung pada cincin
aromatik. Suatu senyawa non-hidrokarbon yang mana mengandung rantai karbon atau
cincin atom-atom yang sama. Adanya atom-atom atau gugus atom menentukan
sebagian besar sifat fisika dan sifat kimia molekul.
XI. DAFTAR
PUSTAKA
· Hart.
2012. Kamus Kimia Inti dan Penjelasan Istilah. Jakarta: Gramedia
· Sumina.
2010. Analisis Inti Sari Dari Kimia Organik. Vol 1. Jurnal Kimia Organik
(diakses pada 21 Maret 2019).
· Suminar.
2010. Kimia Organik. Jakarta: Binapana Aksara
· Tim
Kimia Organik. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jambi: Universitas
Jambi
XII. LAMPIRAN
GAMBAR
Hasil pengujian dengan oksidasi Asam Kromat
Hasil pengujian dengan Reaksi Fenol dengan klor terdapat endapan berwarna orange
Hasil pengujian dengan Reaksi Alkali pada Madu, Fenol dan 2-Naftol
Hasil pengujian dengan Reaksi Fenol dengan Besi (III) Klorida
Hasil pengujian dengan Reaksi Fenol dengan Besi (III) Klorida
Hasil pengujian dengan Reaksi Alkali pada pencampuran Fenol dan NaOH
Saya Silvy Wahyu Fradini (A1C117023) akan menjawab pertanyaan nomor 2. Menurut saya cara mengidentifikasi jenis senyawa alkohol pada uji oksidasi asan kromat adalah dengan cara melihat hasil akhir setelah penambahan reagen BW. Warna yang terbentuk setelah penambahan reagen BW adalah warna hijau. Hal ini dikarenakan bilangan oksidasi Cr +6 pada asam kromat berwarna merah kecoklatan pada madu tereduksi menjadi Cr +3 yang berubah menjadi warna hijau. Hal ini menandakan bahwa jenis alkohol yang terkandung didalam madu tersebut adalah alkohol primer
BalasHapusSaya Yuli Asriani (039). Saya akan mencoba menjawab pertanyaan nor 1. Menurut saya yang bereaksi dengan besi (III) klorida yaitu fenol hal ini dikarenakan ketika fenol ditambahkan dengan besi (III) klorida hasilnya itu terjadinya perubahan warna dari bening menjadi ungu yang mana hal ini menunjukkan bahwa telah terbentuknya senyawa kompleks dari Fe dengan fenol. Alasan lain yang menjelaskan hanya fenol yang bereaksi dengan besi (III) klorida yaitu karena memang pada dasarnya besi (III) klorida ini hanya mampu bereaksi terhadap fenol dan tidak dapat bereaksi terhadap alkohol dan sebagaimana pada percoban yang dilakukan 2-propanol dan resersinol itu tergolong kedalam alkohol makanya tidak bereaksi dan hanya fenol yang bereaksi. Terimakasih
BalasHapussaya Yulinarti Choinirul Nisyah (A1C117025) akan menjawab no 3. Warna kuning jernih yang timbul itu menandakan bahwa senyawa alkohol tidak dapat bereaksi dengan senyawa besi (III) klorida. Sedangkan pada senyawa fenol itu mendapatkan perubahan warna ungu. Hal ini menandakan bahwa fenol bereaksi dengan besi (III) klorida
BalasHapus