DISUSUN OLEH:
MIRNAWATI
(A1C117013)
(A1C117013)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
I.
JUDUL
“Pembuatan Aseton”
II.
HARI/TANGGAL
Sabtu
/ 6 April 2019
III.
TUJUAN
Adapun tujuan dari
percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat
mengetahui bagaimana cara pembuatan aseton
2. Dapat
mengetahui sifat-sifat dari aseton
3. Dapat
mengetahui reaksi-reaksi pembuatan aseton
IV.
LANDASAN
TEORI
Aseton
adalah senyawa keton yang paling sederhana. Aseton memiliki bau yang seperti
bau dari buah-buahan. Selain itu, aseton juga digunakan sebagai pelarut. Aseton
termasuk kedalam pelarut polar dalam reaksi organik. Nama lain dari aseton yang
sering kita dengar adalah dimetil keton,
2-propanon, atau propan-2-on. Aseton merupakan senyawa cair yang tidak memiliki
warna tetapi mudah terbakar. Salah satu kegunaan aseton adalah untuk membuat
plastik, serat, obat-obatan, dan senyawa kimia lain. selain digunakan dalam
perindustrian, aseton juga terdapat dalam tubuh manusia tetapi dalam kandungan
yang kecil, dan aseton juga digunakan sebagai bahan alami (Suminar, 2010).
Aseton
merupakan senyawa yang memiliki gugus
karbonil dengan ikatan rangkap dua yaitu karbon-oksigen dengan satu ikatan σ
dan satu ikatan π. Pada dasarnya terjadi kestabilan dan sukar diputuskan pada
atom hidrogen yang terikat dengan atom karbon. Tetapi ada perbedaan dengan atom
hidrogen yang berada pada karbon (C) disamping gugus karbonil yang disebut atom
hidrogen alfa. Pada hal ini terjadi penarikan elektron oleh gugus karbonil,
akibatnya kerapatan elektron pada atom karbon α semakin berkurang. Akibat dari
berkurangnya kerepatan elektron pada atom karbon α ini menyebkan melemahnya
ikatan karbon dan hidrogen α. Dan hal inilah yang menjadikan hidrogen α
bersifat asam dan mengakibatkan terjadinya substitusi α. Substitusi ini yang
terlibat adanya pergantian atom H dengan elektrofilik pada karbon α (Wade,
2006).
Aseton
atau yang biasa disebut dengan dimetil keton dan 2 propanon adalah senyawa yang
termasuk penting dari alifatik keton. Aseton pertama kali dihasilkan dari
destilasi kering dari zat kalsium asetat. Karbohidrat yang difermentasi akan
menjadi aseton. Pada tahun 1920 peneliti mencoba mengganti kalsium asetat dengan menggunakan
butyl dan etil-alkohol sebagai bahan pembuatan aseton. Kemudian pada tahun 1950
dan 1960 dilakukan pembaharuan yaitu proses dehydrogenasi 2-propanol dan
oksidasi cumene menjadi phenol dan aseton. Hasil dari pembaharuan ini
mendapatkan hasil lebih dari 95% aseton diseluruh dunia (Ullman, 2007).
Aseton
atau 2-propanon adalah senyawa keton yang mudah terbakar, tidak berwarna dan
mudah menguap. Aseton banyak digunakan sebagai pelarut karena aseton ini
memiliki sifat mudah terbakar. Aseton biasanya memiliki bau seperti buah-buahan
karena aseton biasanya terdapat pada tumbuh-tumbuhan, selain itu aseton juga
terdapat pada hasil penguraian metabolisme lemak pada hewan. Aseton hanya
sedikit terdapat dalam tubuh manusia, terutama pada urin dan darah manusia.
Namun jumlah aseton ini banyak didalam manusia yang menderita diabetes. Aseton
banyak memiliki kegunaan diantaranya digunakan sebagai pembersih kuteks, key
board laptop atau komputeryang kotor, karena fumgsi dari aseton ini pada umumnya adalah sebagai pembersih. Ada beberapa cara pembuatan aseton yaitu
dengan distilasi kering kalsium asetat, dari asam asetat dengan katalis mangan
(II) karbonat dengan pemanasan suhu 110-1200C, dan dengan Oksidasi
alkohol sekunder dalam suasana asam, menggunakan 2-propanol atau isopropanol
dengan oksidator kalium khromat (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/03/sintesis-aseton/).
Untuk
mengetahui bahwa senyawa tersebut adalah aseton atau bukan dapat kita kenali
melalui sifat fisika dan kimia yang dimiliki oleh senyawa yang ingin
diidentifikasi misalnya aseton. Sifat fisika dari senyawa aseton antara lain
adalah pada senyawa ini cairannya tidak berwarna, mudah menguap, mudah
terbakar, dan memiliki bau yang sangat menyengat sehingga sangat berbahaya bila
terhirup secara langsung. Aseton juga merupakan senyawa yang mudah larut
didalam pelarut apapun. Sedangkan sifat kimia dari senyawa aseton diantaranya
jika terjadi proses pirolisa maka aan membentuk suatu ketene dan dapat dikondensasi
dengan asetilen membentuk 2 metil 3 butinediol yang merupakan suatu intermediet
untuk isopropene. Sifat kimia dari aseton yang lainnya adalah dalam keadaan
basa jika aseton direaksikan dengan hidrogen sianida akan menghasilkan akan
menghasilkan aseton sianohidrin (Ali, 2013).
V.
ALAT
DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan
yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
5.1 Alat
- Batang pengaduk 1 buah
- Erlenmeyer
100 ml 1 buah
- Gelas
beker
200
ml 1 buah
- Gelas beker 500 ml 2 buah
- Gelas
ukur 50 ml 1 buah
- Heating mantle 1 buah
- Kaca arloji 1
buah
- Labu
leher tiga
500 ml 1 buah
- Pengaduk 1
buah
- Peralatan
destilasi lengkap 1 set
- Pipet tetes 1
buah
- Spatula 1
buah
- Termometer 1
buah
- Penangas
air
5.2 Bahan
- Akuades
- Asam
sulfat pekat
- Es
batu
- Kristal
kalium permanganat
- Isopropil
Alkohol atau propanol
- Kalium
dikromat
VI.
PROSEDUR
KERJA
6.1 Pembuatan aseton dengan Kalium
permanganat
1. Dirangkai alat destilasi dengan baik dan
dipastikan tidak ada kebocoran. Alat destilasi terdiri dari statif, klem,
termometer, pipa T, hot plate, labu leher tiga, kondensor, statif penyangga
kondensor, pipa kondensor, gelas beker, erlenmeyer.
2. Dimasukkan 85 ml aquades kedalam gelas
kimia.
3.
Ditambahkan dengan 12 ml asam sulfat
pekat dan 16 gram kristal KmnO4.
4.
Diaduk menggunakan batang pengaduk.
5. Didiamkan beberapa saat campuran yang telah dibuat
hingga campuran tidak terlalu panas.
6.
Dimasukkan campuran kedalam labu leher
tiga secara perlahan.
7.
Ditambahkan 26 ml isopropanol.
8.
Diaduk dengan cara menggoyangkan labu
leher tiga tersebut.
9.
Dimasukkan batu didih kedalam labu leher
tiga.
10. Dilakukan
destilasi.
11. Dilakukan
detilasi pada suhu 750C – 800C.
12. Diukur
volume aseton yang dihasilkan.
13. Ditimbang
massanya.
14. Diulangi
prosedur percobaan dengan menggunakan kristal KMnO4 sebanyak 20
gram.
6.2 Pembuatan aseton dengan kalium
dikromat
1.
Dipasang alat destilasi.
2. Dibuat campuran H2SO4 dengan
isopropil alkohol dengan cara ( 50 ml + 27,5 ml H2SO4 dan
29,2 isopropil alkohol dengan suhu kurang dari 500C)
3.
Dimasukkan kedalam labu suling
4.
Dilarutkan 10 gram K2CrO7
dalam 100 ml air
5.
Dimasukkan kedalam corong pisah
6.
Dipanaskan abu sampai mendidih
7.
Diangkat penangas
8.
Ditambahkan K2CrO7 melalui
corong pisah.
9.
Dilakukan destilasi hingga suhu 750C
setelah K2CrO7 habis.
10. Dihitung
randemen.
Adapun
video yang terkait dengan percobaan ini adalah sebagai berikut:
Dibawah
ini merupakan permasalahan yang timbul dari video yang terkait dengan percobaan
ini yaitu:
1. Pada
video tersebut, digunakan mantel pemanas dalam proses destilasi. Apa fungsi
mantel pemanas yang digunakan pada video tersebut?
2. Pada
video tersebut digunakan kondensor yang memiliki kolom fraksionasi dan ketika
ingin melakukan destilasi kolom fraksionasi tersebut ditutup dengan menggunakan
alumunium foil. Apa alasan ditutupnya kolom tersebut dengan menggunakan
alumunium foil?
3. Pada video tersebut ketika selesai
dilakukannya destilasi, labu dasar bulat melekat dengan saringan pembatas yang
berada diatas mantel pemanas. Sehingga menyebabkan labu dasar bulat tersebut
susah untuk dipisahkan dengan mantel pemanas. Mengapa saringan yang berada
diatas mantel pemanas tersebut bisa melekat dengan labu dasar bulat?
Nama saya putri milenia hutabarat akan menjawab no 2 Penutupan kolom fraksionasi dengan menggunakan alumunium foil tersebut berfungsi agar mengisolasi kolom fraksionasi agar memastikan kolom fraksionasi tetap pasan sehingga uap dari aseton bisa sampe kekondensor.
BalasHapusSaya akan menjawab pertanyaa nomer 1 yaitu Pada video tersebut mantel pemanas digunakan sebagai alat untuk memanaskan labu dasar bulat atau labu yabg berisi aseton yang akan didestilasi. Sehingga aseton tersebut akan menguap, dan terjadi proses destilasi dengan baik(srilestari A1C117041)
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab pertanyaan no. 3 melekatnya labu dasar bulat pada saringan lapisan yang berada diatas mantel pemanas disebabkan karena proses pemanasan yang dilakukan terlalu lama dan suhu yang digunakan pada pemanasan juga semakin tinggi. Oleh karena itu, saringan tersebut melekat dibawah labu dasar bulat dan sulit untuk dipisahkan (sanaq elfira, A1C117071)
BalasHapus