DISUSUN OLEH:
MIRNAWATI
(A1C117013)
(A1C117013)
DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
7.1 Pembuatan Aseton dengan Kalium
Permanganat (KMnO4)
No.
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1.
|
Dirangkai
alat destilasi
|
|
2.
|
Dimasukkan
aquades 85 ml + 2-propanol 20 ml + H2SO4 pekat 12 ml. +
16 gram kristal KMnO4 kemudian diaduk, dan didiamkan
|
Pada
saat aquades dicampurkan dengan 2-propanol dan H2SO4 pekat
larutannya bening dan pada larutannya terasa panas. Kemudian setelah
dimasukkan kristal KMnO4 campuran larutan ini menjadi menggelegak
dan terjadi perubahan warna dari ungu, merah maroon, dan coklat pekat.
|
3.
|
Dimasukkan
batu didih, dilakukan destilasi dengan suhu 750-800C
|
Tetesan
pertama jatuh pada waktu 3 menit dengan suhu 780C dan tetesan
terakhir jatuh pada waktu 6 menit 54 detik pada suhu 760C
|
4.
|
Diukur
volume aseton yang didapatkan
|
Volume
aseton yang didapatkan adalah 2 ml (40 tetes).
|
5.
|
Disesuaikan
bau aseton yang didapatkan dengan aseton murni
|
Bau
aseton yang didapatkan sama dengan bau aseton murni
|
7.2 Pembuatan Aseton dengan Kalium
Dikromat (K2Cr2O7)
No.
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1.
|
Dirangkai
alat destilasi
|
|
2.
|
Dimasukkan
50 ml aquades + 29,2 ml 2-propanol + 27,5 ml H2SO4
pekat ke dalam labu dasar bulat
|
Warna
larutannya bening dan larutannya panas dengan suhu 670C
|
3.
|
Dilarutkan
10 gr K2Cr2O7 dalam 100 ml air
|
Warna
larutannya orange
|
4.
|
Dimasukkan
larutan K2Cr2O7 ke dalam corong pisah,
dikocok
|
Tidak
terjadi perubahan apapun
|
5.
|
Dimasukkan
larutan K2Cr2O7 kedalam labu dasar bulat
yang berisi larutan H2SO4
dan 2-propanol dengan menggunakan corong pisah
|
Ketika
dimasukkan K2Cr2O7 kedalam campuran tadi
campurannya menjadi menggelegak dan terjadi perubahan warna yaitu awal
penambahan K2Cr2O7 warnanya hijau toska
kemudian lama-kelamaan warna menjadi hijau tua atau hijau pekat
|
6.
|
Dilakukan
destilasi hingga suhu 750C
|
Tetesan
pertama jatuh pada waktu ke 7 menit 44 detik dengan suhu 830C dan
tetesan terakhir jatuh pada waktu ke 8 menit 16 detik.
|
7.
|
Diukur
volume aseton yang didapatkan
|
Volume
aseton yang didapatkan adalah 2 ml (40 tetes)
|
8.
|
Dibandingkan
bau aseton yang didapatkan dengan bau aseton murni
|
Baunya
sama dengan bau aseton murni
|
VIII. PEMBAHASAN
Aseton
atau yang identik dengan nama 2-propanon adalah senyawa keton yang sederhana
dan banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Aseton memiliki beberapa
sifat yang khas yaitu berbau tajam, tidak berwarna, mudah menguap dan mudah
terbakar. Oleh karena itu kita harus berhati-hati dengan zat kimia ini. Biasanya
aseton terdapat didalam tumbuh-tumbuhan, sedangkan pada hewan aseton terdapat
pada hasil penguaraian metabolisme lemak. Dan pada manusia biasanya aseton
terdapat dalam urin manusia normal tetapi dalam jumlah yang sedikit, sedangkan
bagi penderita diabetes didalamnya urinnya banyak mengandung diabetes. Aseton banyak
bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Manfaat dari aseton ini yang paling
sering digunakan dan paling banyak orang ketahui adalah sebagai pembersih
kuteks, aseton banyak berfungsi sebagai pembersih contohnya adalah membersihkan
key board laptop yang kotor, untuk membersihkan lantai, menghilangkan noda pada
gelas, dan membersihkan goresan pada kaca dan masih banyak lagi (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/03/sintesis-aseton/).
Pada
percobaan ke-7 ini kami melakukan percobaan pembuatan aseton atau sintesis
aseton, dimana bahan utama yang akan kami uji cobakan ada dua yaitu pembuatan
atau sintesis aseton dengan menggunakan kalium permanganat (KMnO4)
dan pembuatan atau sintesis aseton dengan menggunakan kalium dikromat (K2Cr2O7).
Teknik pemisahan yang kami gunakan adalah teknik destilasi. Seperti yang kita
ketahui teknik pemisahan dengan cara destilasi
adalah teknik pemisahan bahan kimia yang didasarkan pada perbedaan
kecepatan atau kemudahan bahan tersebut untuk menguap. Yang kemudian setelah
terjadi penguapan, uap ini akan didinginkan kembali kedalalm bentuk cairan.
Adapun hasil yang kami dapatkan pada masing-masing bahan yang digunakan adalah
sebagai berikut.
8.1 Pembuatan Aseton dengan KMnO4
Pada
percobaan yang pertama yaitu kami membuat aseton atau mensintesis aseton dengan
menggunakan bahan utama yaitu kalium permanganat atau KMnO4. Yang
dimana pada percobaan pembuatan aseton atau sintesis aseton ini kami melakukan
pemisahan dengan cara destilasi. Hal pertama yang kami lakukan adalah merangkai
alat destilasi. Dalam merangkai alat destilasi ini harus dengan sangat
hati-hati karena alat yang digunakan bukan merupakan alat yang murah, oleh
karena itu kita harus sangat berhati-hati jika bekerja didalam laboratorium.
Setelah itu kami menyiapkan sampel atau bahan kimia yang akan didestilasi yaitu
ke dalam labu dasar bulat dimasukkan aquades sebanyak 85 ml ditambahkan dengan
propanol sebanyak 20 ml, kemudian ditambahkan lagi dengan 12 ml asam sulfat
pekat (H2SO4), lalu ditambahkan kristal kalium
permanganat (KMnO4) sebanyak 16 gram. Pada saat ditambahkannya
kristal KMnO4 campuran beberapa senyawa tadi menjadi seperti
mendidih, sehingga kami harus menunggunya beberapa menit hingga campuran tersebut
tidak mendidih lagi barulah dilakukan proses destilasi. Warna campuran pada
saat ditambahkannya KMnO4 pada awalnya berwarna ungu, kemudian
dibiarkan berubah menjadi waarna merah maroon, setelah didiamkan hingga
campurannya tidak mendidih lagi campurannya berubah menjadi warna coklat
kehitaman. Warna coklat yang didapatkan dari campuran tersebut sangat pekat.
Kemudian, dilakukan proses destilasi dengan suhu 750C hingga 800C.
Hasil yang kami dapatkan pada proses destilasi ini adalah hasil destilat yang berwarna
bening, dan tetesan pertama pada proses destilasi ini adalah pada waktu ke tiga
menit dari saat dimulainya proses destilasi dengan suhu 760C.
Sedangkan tetesan terakhirnya terjadi pada waktu ke enam memnit 54 detik dengan
suhu 760C. Pada saat diukur atau ditimbang hasil destilat yang telah didapatkan adalah sebanyak 40
tetes atau sekitar 2 ml. Kemudian kami membandingkan bau dari destilat yang
telah kami dapatkan dengan bau aseton murni, ternyata baunya sama yaitu seperti
bau balon.
Dari
hasil percobaan yang telah dijelaskan diatas dapat dikatakan bahwa percobaan
pembuatan atau sintesis aseton dengan menggunakan KMnO4 yang telah
kami lakukan adalah berhasil. Karena bau yang dihasilkan sama dengan bau aseton
murni. Dan ketika dicobakan untuk membersihkan papan tulis itu terbukti papan
tulisnya menjadi bersih, hal ini terbukti bahwa percobaan ini berhasil. Kalium
permanganat atau KMnO4 adalah senyawa yang termasuk ke dalam
oksidator kuat. Sehingga ketika dimasukkan ke dalam campuran propanol, air, dan
asam sulfat pekat tadi kalium permanganat ini langsung mengoksidasi 2-propanol
sehingga akan menguap dan uapnya tersebut akan menjadi keton yaitu aseton.
8.2 Pembuatan Aseton dengan K2Cr2O7
Pada percobaan yang kedua yaitu
dilakukan ujicoba pembuatan atan sintesis aseton dengan menggunakan senyawa
kalium dikromat (K2Cr2O7). Pada percobaan uji
dengan kalium dikromat ini dilakukan prosedur yang sama dengan pada saat uji
menggunakan kalium permanganat hanya saja takaran campuran yang digunakan
berbeda. Adapun sampel atau campuran senyawa yang akan didestilasi adalah 50 ml
aquades dimasukkan kedalam gelas kimia kemudian ditambahkan 27,5 ml H2SO4
kedalamnya, lalu ditambahkan sebanyak 29,2 ml 2-propanol, hasil yang kami
dapatkan dari campuran ini adalah warnanya tetap bening tetapi campurannya
berasa panas dan panasnya sekitar suhu 670C dan campurannya
menggelegak. Kemudian dilakukan pemanas dengan menggunakan penangas air. Proses
selanjutnya yaitu melarutkan sebanyak 10 gram kalium dikromat (K2Cr2O7)
kedalam 100 ml aquades. Warna yang didapatkan dari larutan ini adalah warna
orange. Kemudian larutan kalium dikromat ini dimasukkan kedalam corong pisah.
Lalu dimasukkan secara perlahan larutan kalium dikromat kedalam campuran
2-propanol dan asam sulfat tadi secara perlahan
dengan menggunakan corong pisah. Penambahan kalium dikromat dengan menggunakan
corong pisah bertujuan agar kalium dikromatnya bereaksi secara perlahan dengan
campuran 2-propanol tadi dan reaksi tersebut terjadi secara merata. Pada saat
ditambahkannya kalium dikromat kedalam campuran, campuran tersebut tidak
menggelegak lagi dan warna campurannya berubah menjadi hijau toska dan
lama-kelamaan campuran tersebut menjadi warna hijau pekat. Kemudian dilakukan
proses destilasi dengan suhu 750C. Hasil yang didapatkan pada proses
destilasi adalah warna destilatnya bening dan tetesan destilat pertama jatuh
pada waktu ke 7 menit 44 detiik dengan suhu 830C dan tetesan terakhir jatuh pada waktu 8 menit
16 detik. Kemudian dibandingkan baunya dengan aseto murni, ternyata bau yang
dihasilkan dari destilat ini sama dengan bau
aseton
Dari hasil yang telah dijelaskan diatas
dapat disimpulkan bahwa uji pembuatan aseton dengan menggunakan senyawa kalium
dikromat ini berhasil, namun terjadi oksidasi yang lambat jika dibandingkan
dengan kalium permanganat. Hal ini dikarenakan kalium dikromat memiliki sifat
oksidator yang lebih rendah jika dibandingkan dengan kalium permanganat. Pada
saat kalium dikromat (K2Cr2O7) ditambahkan
kedalam campuran 2-propanol dan H2SO4, kalium dikromat (K2Cr2O7)
akan tereduksi enjadi ion Cr3+ dan akan bereaksi dengan 2-propanol
dan akan terjadi reaksi yang sempurna. Asam sulfat (H2SO4)
yang digunakan pada campuran ini berfungsi sebagai katalis yang akan
mempercepat terjadinya reaksi.
IX. PERTANYAAN
PASCA
Adapun permasalahan
yang muncul setelah dilakukannya pecobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengapa
pada saat pembuatan atau sintesis aseton
dengan menggunakan kalium permanganat (KMnO4) didapatkan hasil
destilat yang lebih cepat dibandingkan dengan pembuatan atau sintesis aseton
dengan menggunakan kalium dikromat (K2Cr2O7)?
2. Apa
fungsi dilakukannya penambahan asam sulfat pekat (H2SO4) ke
dalam campuran yang akan didestilasi?
3. Mengapa
pada saat penambahan kristal kalium permanganat (KMnO4) kedalam
campuran 2-propanol dan asam sulfat
terjadi perubahan warna yaitu dari warna ungu, merah maroon, dan pada akhirnya
berwarna coklat pekat?
X.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang
dapat ditarik dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Cara
pembuatan aseton atau sintesis aseton dapat dilakukan dengan cara
destilasi. Dimana sampel atau bahan yang
akan digunakan bisa menggunakan kalium permanganat (KMnO4) dan
kalium dikromat (K2Cr2O7). Caranya yaitu
sampel tersebut dimasukkan kedalam labu bulat dasar, kemudian dipasang alat
destilasi lengkap dengan kondensor agar penguapan terjadi dengan baik. Kemudian
hasil dari destilasi ini akan keluar melalui kondensor dan ditampung pada labu
destilat.
2. Adapun
beberapa sifat dari aseton yaitu aseton adalah zat yang tidak berwarna, berbau
tajam, mudah menguap, mudah terbakar, dan mudah larut dalam pelarut polar.
3. Perbedaan
pembuatan aseton dengan menggunakan kalium permanganat dan kalium dikromat
terletak pada hasil akhir atau hasil destilat yang didapatkan. Pembuatan aseton
dengan menggunakan kalium permaganat lebih cepat dihasilkannya aseton atau
menetesnnya hasil destilat jika dibandingkan dengan kalium dikromat. Hal ini
dikarenakan kalium permanganat merupakan osidator kuat, sehingga proses
oksidator berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan kalium
dikromat.
XI.
DAFTAR
PUSTAKA
· Ali. 2013. Amoksimasi Aseton dengan Katalis Menggunakan Hidrogen Peroksida Sebagai
Agen Pengoksidasi. Vol 16. No 1.
(diakses 3 April 2019).
· Riswiyanto. 2010. Kimia Organik. Jakarta: Erlangga
· Suminar. 2010. Kimia Organik. Jakarta: Binapana Aksara
· Tim Kimia Organik I. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik I.
Jambi: Universitas Jambi
XII. LAMPIRAN GAMBAR
Hasil larutan ketika kristal Kalium Dikromat dilarutkan dengan aquadest
Rangkaian alat destilasi yang digunakan pada percobaan
Hasil pengujian pembuatan aseton dengan menggunakan Kalium Permanganat
Ketika melakukan proses destilasi dengan menggunakan Kalium Permanganat
Hasil pengujian pembuatan aseton dengan menggunakan Kalium Dikromat
saya melisa (043) akan menjawab pertanyaan no 2. fungsi dari penambahan asam sulfat pekat adalah sebagai katalis agar reaksi lebih cepat terjadi.
BalasHapusnama Yulinarti Choinirul Nisyah (A1C117025) akan menjawab no 1. Karena kalium permanganat merupakan oksidator kuat jika dibandingkan dengan kalium dikromat. Sehingga pada sintesis aseton dengan kalium permanganat hasil yang didapatkan atau aseton yang didapatkan lebih cepat.
BalasHapusSaya Febby Marcelina Murni (A1C117037), akan menjawab pertanyaan nomor 3. Karena pada saat penambahan kristal kalium permanganat terjadi reaksi antara campuran dengan kalium permanganat. Sehingga terjadi perubahan warna menjadi coklat, semakin banyak penambahan kalium permanganat maka larutan akan semakin pekat
BalasHapusnama saya putri milenia (57) akan mencoba menjawan pertanyaan no 2, mengapa ditambahkan asam sulfat pekat itu karena asam sulfat cepat berekasi dengan senyawa- senyawa yang lain dan termasuk asam kuat yang dimana dalam praktikum ini asam sulfat dapat di gunakan sebagai katalisator yaitu zay yang digunakan untuk mempercepat suatu rekasi yang ingin di identifikasi
BalasHapus