Jumat, 29 Maret 2019

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL

JURNAL PRAKTIKUM  
KIMIA ORGANIK I
"Reaksi-reaksi Alkohol dan Fenol"




DISUSUN OLEH:

MIRNAWATI
 (A1C117013)

DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI   
2019



PERCOBAAN KE-6

I.                   JUDUL
“Reaksi-reaksi Alkohol dan Fenol”

II.                HARI/TANGGAL
Sabtu/30 Maret 2019

III.             TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.      Dapat mengetahui perbedaan sifat-sifat antara alkohol dan fenol
2.  Dapat mengetahui jenis-jenis reaksi dan pereaksi yang digunakan untuk membedakan antara senyawa-senyawa alkohol dan fenol
3.      Dapat mengetahui azas-azas dari reaksi senyawa-senyawa alkohol dan fenol

IV.             LANDASAN TEORI
Senyawa  alkohol dan fenol merupakan senyawa yang memiliki kesamaan dalam hal gugus hidroksil (-OH), oleh karena persamaan gugus hidroksil (-OH) tersebut menyebabkan akan terjadinya ikatan hidrogen antar molekul-molekul alkohol dan fenol dan juga akan terjadi hal yang sama pada senyawa yang sejenis air (H-OH). Penyebab yang lainnya adalah senyawa ini akan memiliki kelarutan yang besar didalam air, terutama untuk senyawa homolog yang rendah dari golongan itu. Fenol memiliki sifat yang lebih asam dibandingkan dengan alkohol, fenol dapat direaksikan dengan larutan basa (NaOH) yang akan menghasilkan garam natrium. Salah satu sifat yang dimiliki oleh garam natrium ialah larut didalam air. Atom H dari gugus hidroksil pada alkohol dan fenol dapat kita buang degan menggunakan natrium yang akan menghasilkan alkoksida. Kemudian alkoksida yang didapatkan bermanfaat untuk mempercepat reaksi atau biasa disebut dengan katalis yang berupa basa kuat dalam reaksi organik. Alkohol terdiri dari tiga golongan yaitu alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier. Perbedaan ini didasarkan pada gugus OH nys yan mengikat satu, dua atau tiga atom karbon lainnya. Namun, alkohol yang direaksikan dengan suatu reagent akan memiliki kecepatan reaksi yang berbeda pula hal ini tergantung pada jenis alkohol apa yang ingin direaksikan (Tim Kimia Organik, 2016).
           
                        Pada dasarnya alkohol sangat erat dengan kehidupan kita. Alkohol yang mengalami reaksi substitusi dengan senyawa halogen akan membentuk berbagai turunan alkil halida. Selain dapat mengalami reaksi substitusi alkohol juga dapat mengalami oksidasi menjadi turunan aldehid, keton, ester dan asam karboksilat bahkan alkohol yang dioksidasi juga akan bereaksi dengan logam-logam alkali yang membentuk garam alkoksida. Alkohol juga dapat berubah menjadi senyawa tidak jenuh, hal ini dikarenakan alkohol terlalu mudah bereaksi. Sebelum kita melakukan tes atau uji senyawa alkohol, kita harus mengetahui sifat-sifat dari senyawa alkohol ini. Sifat-sifat dari alkohol diantaranya adalah sebagai berikut:
A. Titik didih, titik didih ini dipengaruhi oleh rantai hidrokarbonnya. Semakin panjang rantai hidrokarbon maka titik didihnya akan semakin tinggi.
B.  Ikatan hidrogen, ikatan hidrogen ini ada karena molekul atom hidrogen dari alkohol ini memiliki muatan parsial positif yang akan berinteraksi kuat dengan atom ato oksigen.
C. Efek gaya Van der Waals, semakin bertambah berat molekul alkohol maka gaya dispersi van der waals dan interaksi dipol-dipol juga meningkat.
D. Kelarutan dalam air, apabila rantau hidrokarbon semakin panjang maka kelarutannya akan semakin berkurang.
E. Sifat keasaman atau kebasaan dari alkohol, alkohol dapat larut dalam suasana asam ataupun basa (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/28/reaksi-alkohol-dan-fenol298/).

  Menurut Hart (2012), adapun perbedaan dari senyawa alkohol dan fenol adalah sebagai berikut:
Fenol
Alkohol
Bersifat asam
Bersifat netral
Bereaksi dengan NaOH (basa)
Tidak bereaksi dengan basa
Tidak bereaksi dengan logam Na  atau PX3
Bereaksi dengan logam Na atau PX3
Tidak bereaksi dengan RCOOH namun bereaksi dengan asil halida
Bereaksi dengan RCOOH namun bereaksi dengan asil halida
Halida (RCOX) membentuk ester
(RCOX) membentuk ester

Alkohol adalah senyawa yang penting dan sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini dikarenakan alkohol dapat digunakan sebagai zat yang dapat membunuh kuman, dan juga sering digunakan sebagai bahan bakar ataupun sebagai pelarut yang digunakan untuk melarutkan suatu zat. Didalam laboratorium dan industri alkohol digunakan sebagai regensia dan pelarut untuk melarutkan zat agar terjadinya reaksi atau perubahan dalam zat tersebut. Salah satu kelebihan alkohol yaitu alkohol mampu membentuk ikatan hidrogen antar molekulnya maupun ikatan molekul dengan air. Salah satu penyebab dari kemampuannya membentuk ikatan ini adalah titik didih ataupun kelarutan alkohol dalam air cukup tinggi. Selain dari penyebab ikatan yang terbentuk tersebut adapun penyebab lainnya adalah kelarutan alkohol juga dipengaruhi oleh panjang atau pendeknya gugus alkil, selanjutnya banyaknya cabang dan banyaknya gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon juga mempengaruhi mengapa titik didih alkohol dalam air itu tinggi. Sama halnya dengan air bahwa alkohol merupakan senyawa yang bersifat asam atau basa yang lemah. Alkohol memiliki pKa  yang berbeda-beda tergantung didalam larutan apa alkohol itu berada. Pada larutan encer dalam air, alkohol memiliki pKa yaitu hampir sama dengan pKa air. Tetapi, sebenarnya pada keadaan murni keasaman alkohol jauh lebih lemah dari pada air. Hal ini disebabkan karena alkohol memiliki tetapan elektrik yang rendah (Suminar, 2010).

Uji yang dilakukan pada reaksi alkohol dan fenol yang biasa digunakan oleh peneliti adalah uji lucas. Adapun pengertian dari uji lucas yaitu melakukan tes dengan tujuan untuk membedakan antara alkohol primer, sekunder dan alkohol tersier. Uji coba atau tes ini dasarkan pada perbedaan reaktivitas dari tiga kelas alkohol dengan hidrogen halida. Terdapat perbedaan yang dihasilkan dari masing-masing alkohol jika direaksikan dengan reagen lucas. Jika alkohol primer direaksikan dengan reagen lucas hasil yang didapatkan adalah larutannya menjadi keruh, tanpa pemanasan sama sekali. Kemudian pada alkohol sekunder itu dilakukan dengan menggunakan pemanasan. Namun pada alkohol tersier ia tidak bereaksi dengan reagen lucas. Fungsi dari penambahan reagen ini adalah agar reagen ini melarutkan alkohol dan menghilangkan gugus –OH, dan juga berfungsi untuk membentuk karbokation. Kecepatan reaksi ini sebanding ini dengan energi yang dibutuhkan untuk membentuk karbokation, sehingga tersier, benzilik, dan karbokation alilik bereaksi cepat, sementara yang lebih kecil substansi kurang, alkohol bereaksi lebih lambat. Penyebab dari semua yang terjadi ini adalah karena karbokation segera bereaksi dengan ion klorida yang mudah larut dalam chloroalkana. Reagen lucas itu sendiri adalah suatu campuran antara asam klorida pekat dengan seng klorida (Sumina, 2010).

V.                ALAT DAN BAHAN
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
5.1  Alat
- Tabung reaksi 0,5 ml
- Bunsen

5.2  Bahan
- Etanol                                                    - 1-Propanol
- 2-Propanol                                             - N-Butil Alkohol
- Sek-Butil Alkohol                                  - Ter-Butil Alkohol
- Fenol                                                       - Etilen Glikol
- Kolesterol                                               - Resorsinol
- 2-Naftol                                                  - O-Kresol
- Indikator pp                                            - Larutan Naoh 10%
- Aseton                                                    - Reagent Lucas
- Asam Sulfat Pekat                                  - Reagent Bordwell-Willman
- Asam Asetat Glasial                               - Lar. Brom Dalam Air
- Larutan Fecl3 10%                                  - Trifenil Karbinol

VI.             PROSEDUR KERJA
6.1  Kelarutan
1.    Dimasukkan ½ ml atau 0,2-0,5 gr senyawa etanol, n-butil alkohol, ter-butil alkohol, sikloheksanol, etilen glikol dan enol kedalam 6 tabung reaksi yang berbeda
2.     Ditambahkan 2 ml ke dalam setiap tabung reaksi

6.2  Reaksi Dengan Alkali
1.   Dimasukkan ½ ml atau 0,2-0,5 gr n-butl alkohol, sikloheksanol, fenol, dan 2-naftol kedalam 4 tabung reaksi yang berbeda
2.      Ditambahkan 5 ml larutan NaOH 10% kedalam tiap tabung
3.      Dikocok dan diamati
4.      Dicatat hasilnya

6.3  Reaksi Dengan Natrium
1.   Ditempatkan senyawa 1-propanol, 2-propanol, dan o-kresol kedalam tabung reaksi  kering yang berlainan
2.      Dipanaskan bila o-kresol berbentuk kristal agar melebur
3.      Ditambahkan sepotong kecil logam natrium
4.      Ditambahkan beberapa tetes indikator fenolftalein dan dicatat hasilnya
5.   Ditambahkan etanol secukupnya untuk menghilangkan semua natrium yang belum bereaksi
6.      Dibuang larutan tersebut
6.4  Pengujian Lucas
1.      Dimasukkan 2 ml reagent lucas kedalam tabung reaksi
2.      Ditambahkan 5 tetes alkohol yang akan diuji
3.      Dikocok
4.      Dicatat waktu yang diperlukan hingga menjadi keruh dan memisah menjadi 2 lapisan
5.      Diuji dengan 1-butanol, 2-butanol, sikloheksanol, ter-butil alkohol
6.      Dicatat hasilnya

6.5  Oksidasi Dengan Asam Kromat (Pengujian Bordwell-Wellman)
1.      Dimasukkan 1 ml aseton kedalam 5 tabung yang berbeda
2.   Ditambahkan 1 tetes cairan alkohol atau 10 mg kristal alkohol pada masig-masing tabung
3.      Digoncang hingga larutannya jernih
4.      Ditambahkan 1 tetes reagent Bordwell Wellman sambil digoncang
5.      Diuji pada 2-butanol, ter-butil alkohol, dan trifenil karbonil
Cara memebuat reagent Bordwell-Wellman : dilarutkan 25 gr anhidrat kromatid dalam 25 asam sulfat pekat dan diencerkan dengan hati-hati dengan 75 ml air suling.

6.6  Reaksi Fenol Dengan Brom
1.      Dimasukkan larutan 0,1 gr fenol dengan 3 ml air pada gelas kimia
2.      Ditambahkan brom sambil digoncang hingga warna kuning tidak berubah lagi
3.      Diamati haislnya

6.7  Reaksi Fenol Dengan Besi (III) Klorida
1.     Dilarutkan satu atau dua kristal atau 1-2 tetes senyawa yang akan diuji dalam 5 ml air
2.      Diteteskan 1-2 tetes besi (III) klorida
3.      Diaduk dan diamati hasilnya
4.      Diujikan fenol, resorsinol, dan 2-propanol dan dicatat hasilnya

Adapun video yang terkait dengan percobaan reaksi-reaksi alkohol dan fenol adalah sebagai berikut:
                   https://youtu.be/2dl3A6f5heo

Adapun permasalahan yang timbul dari video diatas adalah sebagai berikut:
1.    Pada video tersebut, kenapa sampel yang tidak memisah menjadi dua lapis dipanaskan pada penangas air?
2.  Apa fungsi penambahan asam kromat kedalam sampel pada video tersebut?
3.     Bagaimana hasil dari uji dengan menggunakan reagen lucas pada video tersebut?

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I REAKSI-REAKSI HIDROKARBON


LAPORAN PRAKTIKUM  
KIMIA ORGANIK I
"REAKSI-REAKSI HIDROKARBON"





DISUSUN OLEH:

MIRNAWATI
 (A1C117013)

DOSEN PENGAMPU
Dr. Drs. SYAMSURIZAL, M.Pd.




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI   
2019



VII.         DATA PENGAMATAN
7.1  Klor dalam karbon tetra klorida
No
Perlakuan
Hasil pengamatan
1.       
Tabung 1 diisi dengan  1ml bensin + 15 tetes HCl. Diguncang. Diletakkan ditempat  terang. Ditiup.

Tabung 2 diisi dengan  1ml bensin + 15 tetes HCl.  Diguncang. Diletakkan ditempat yang gelap.
Warnanya menjadi kuning terang dan keluar asap ketika ditiup. Proses perubahan warna terjadi selama 5 menit setelah diguncang

Warnanya menjadi kuning pekat dan keluar asap ketika ditiup. Proses perubahan warnanya agak lambat yaitu lebih dari 5 menit setelah diguncang.
2.       
Dimasukkan kedalam tabung reaksi 1 ml benzena + 15 tetes HCl pekat, diguncangkan dan didiamkan
Campurannya menjadi dua fasa. Lapisan atasnya adalah benzen dan lappisan bawahnya adalah HCl. Terdapat sedikit asap yang keluar.
3.       
Ditambahkan 1 ml benzena dan 1 ml HCl didalam tabung reaksi, kemudian digoncangkan dan didiamkan.
Terdapat 2 fasa, yang atas berwarna bening dan yang bawah berwarna sedikit keruh.

7.2  Klor
No.
Perlakuan
Hasil pengamatan
              1.
Dimasukkan 1 ml benzen + 3 tetes HCl kedalam tabung reaksi kemudian dipanaskan.
Ketika ditambahkan HCl terbentuk dua fasa, bagian atas berwarna kuning dan bagian bawah berwarna bening
              2 .
Dimasukkan serbuk besi + benzen kedalam tabung reaksi. Lalu ditambahkan 3 tetes HCl dan dipanaskan.
Saat ditambahkan benzen besi yang ada pada dinding tabung reaksi jadi turun. Dan ketika ditambahkan HCl terdapat gelembung pada campuran tersebut. ketika dipanaskan warna kuning pada larutan menghilang dan ada banyak gelembung pada besi

7.3  Larutan kalium permanganat
No.
Perlakuan
Hasil pengamatan
             1.
Dimasukkan 1 ml kalium + 5 tetes benzena kedalam tabung reaksi, kemudian digoncangkan
Terdapat gemlembung dan warnanya berubah dari warna ungu menjadi warna seperti betadine
             2.
Dimasukkan 1ml benzena + 2 ml kalium permanganat kedalam tabung reaksi, kemudian digoncangkan
Larutannya tidak bercampur, terdapat 2 lapisan yang atas berwarna bening dan yang bawah berwarna ungu

7.4  Asam sulfat pekat
No.
Perlakuan
Hasil pengamatan
             1.
Dimasukkan dalam tabung 2 ml asam sulfat + 10 tetes benzena, kemudian diguncang dan didiamkan
Sebelum diguncang warnaya bening, dan setelah diguncang warnanya berubah menjadi keruh. Setelah didiamkan timbul 3 lapisan yaitu warna kuning-bening-kuning dan berbusa.
2.
Dimasukkan 2 ml H2SO4 + 10 tetes n-heksana kedalam tabung reaksi, kemudian diguncang.
Warnanya bening. Setelah diguncang warnanya tetap bening tetapi seperti terbentuk batas tetapi warnanya tidak jauh berbeda

7.5  Asam nitrat
No.
Perlakuan
Hasil pengamatan
1.
Ditambahkan 0,5 ml benzena + 4 ml asam nitrat pekat kedalam tabung reaksi
Warnanya bening
2.
Ditambahkan 1 butir batu didih dan didihkan larutan tersebut selama kurang lebih 2 menit
Warnyanya menjadi kuning jernih
3.
Dibandingkan bau yang didapat dari larutan dengan bau nitrobenzena
Baunya sama dengan nitrobenzen yaitu seperti bau semir sepatu

7.6  Bahan tak dikenal
No.
Perlakuan
Hasil pengamatan
1.
Tabung reaksi 1 : dimasukkan 2 ml zat x + 2 ml air, kemudian digoncangkan
Terdapaat 2 fasa disebabkan air senyawa polar, warnanya bening
2.
Tabung reaksi 2 : dimasukkan 2 ml zat x + 2 ml H2SO4 pekat, kemudian digoncangkan
Terdapat 2 fasa, lapisan bawah berwarna bening sedikit keruh dan atas berwarna bening
3.
Tabung reaksi 2 : dimasukkan 2 ml zat x + 2 ml kloroform, kemudian digoncangkan
Campurannya larut menjadi satu tetapi terdapat cincin dibagian atas larutan ini. Dan warnanya bening. Hal ini menandakan bahwa zat x adalah benzena

VIII.                PEMBAHASAN
Pada percobaan reaksi-reaksi hidrokarbon ini kami melakukan beberapa uji hidrokarbon, diantaranya adalah klor, kalium permanganat, asam sulfat pekat, asam nitrat, dan mengidentifikasi zat x atau zat yang tidak dikenal. Hidrokarbon merupakan senyawa  yang didalammnya terdapat unsur karbon dan hidrogen saja. Senyawa hidrokarbon berdasarkan strukturnya dibedakan menjadi dua macam yaitu ada hidrokarbon alifatik dan hidrokarbon aromatik. Senyawa hidrokarbon ini juga biasa kita kenal dengan senyawa alkana, alkena, dan alkuna. Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang sangat erat dengan kehidupan kita, karena banyak dimanfaatkan dikalangan masyarakat sebagai keperluan memasak dan sebagai bahan bakar. Pemanfaatan dari hidrokarbin yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari bisa melalui reaksi pembakaran sempurna dan tidak sempurna. Reaksi hidrokarbon yang kita sering gunakan adalah dapat berupa bahan bakar baik sebagai gas ataupun sebagai minyak tanah (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/01/21/reaksi-reaksi-hidrokarbon/).

8.1  Klor didalam karbon tetraklorida
a. Pada percobaan klor didalam karbon tetraklorida ini kami menggunakan dua perlakuan pada bahan yang sama. Tujuannya adalah agar dapat membedakan pengaruh cahaya terhadap reaksi zat tersebut apakah reaksinya berlangsung cepat atau lambat. zat atau bahan yang kami gunakan yaitu senyawa alkana (bensin) dengan pereaksi yang kami gunakan yaitu asam klorida (HCl).

          Perlakuan yang pertama yaitu bensin sebanyak 1 ml dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian dicampurkan dengan 15 tetes HCl, kemudian diguncang. Lalu, tabung reaksi tersebut diletakkan ditempat gelap/tempat yang tidak terkena paparan sinar matahari, setelah 5 menit hasil yang didapatkan adalah bensin yang awalnya berwana putih kemudian ketika dicampurkan dengan HCl campuran larutan tersebut berubah menjadi warna kuning jernih. Kemudian setelah diletakkan ditempat terang warna campurannya mennjadi kuning pudar. Lalu, kami meniup mulut tabung reaksi tersebut untuk melihat adakah asap yang ditimbulkan, jika ada hal ini menandakan bahwa larutan tersebut mengandung hidrogen bromida. Ketika kami meniup mulut tabung reaksi tersebut hasil yang  kami dapatkan adalah keluar asap dari larutan tersebut, hal ini menandakan bahawa didalam larutan tersebut terdapat hidrogen klorida.

            Perlakuan yang kedua yaitu 1 ml bensin dimasukkan kedala tabung reaksi, kemudian dicampurkan dengan 15 tetes  HCl. Campuran larutan ini kemudian diguncang dan setelah diguncang campuran tersebut diletakkan  ditempat gelap. Hal ini untuk membedakan reaksi yang terjadi pada perlakuan yang pertama. Setelah lebih dari 5 menit hasil yang kami dapatkan adalah campuran tersebut mengalami perubahan warna yaitu yang awalnya berwarna kuning pudar setelah ddiamkan ditempat terang warna berubah menjadi kuning pekat. Kemudian kami meniup ujung tabung reaksi dari campuran tersebut, hasil yang kami dapatkan adalah keluarnya asap dari campuran larutan tersebut.

          Dari penjelasan yang telah dijabarkan diatas dapat kita lihat bahwa pada tabung reaksi yang berisi 1 ml bensin dan 15 tetes HCl yang diletakkan pada tempat terang lebih cepat menimbulkan perubahan atau reaksi yaitu selama 5 menit. Sedangkan pada tabung reaksi yang sama namun ditempatkan ditempat yang gelap, campuran tersebut bereaksi atau menimbulkan perubahan yang lambat dari pada ditempat yang terang yaitu lebih dari 5 menit. Reaksi yang ditimbulkan padatabung reaksi yang berisi campuran yang diletakkan ditempat yang terang terjadi reaksi atau perubahan yang cepat hal ini mengakibatkan terbentuknya suatu molekul baru sebagai hasil terpisahnya partikel-partikel yang saling bertumbukan.

b. Pada percobaan b ini kami menggunakan bahan yaitu benzen dan alkohol. Perakuannya adalah dimasukkan 1 ml benzen kedalam tabung reaksi kemudian ditambahkan dengan 15 tetes HCl. Kemudian tabung tersebut digoncang atau dikocok. Lalu didiamkan beberapa menit. Setelah beberapa menit terjadi perubahan yaitu terdapat dua fasa didalam campuran larutan tersebut dan terdapat sedikit asap dari campuran tersebut. Adapun lapisan yang terbentuk dari campuran larutan tersebut adalah lapisan atasnya yaitu benzen dan lapisan bawahnya adalah HCl. Pada lapisan ini benzen bersifat non polar dan HCl bersifat non polar, perbedaan sifat larutan inilah yang menyebabkan sehingga larutan tersebut tidak dapat bersatu atau tidak dapat saling melarutkan. Dua lapisan yang terbentuk ini juga dikarenakan massa jenis benzen lebih kecil dari pada massa jenis HCl.  

c.  Pada percobaan c ini kami menggunakan bahan yang sama yaitu benzen dan HCl. Namun volume HCl yang digunakan berbeda dengan volume pada percobaan sebelumnya. Pada percobaan ini dimasukkan 1 ml benzen kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1 ml HCl kedalamnya, dapat kita lihat bahwa perbandingan antara benzen dan HCl adalah sama. Campuran tersebut kemudian digoncang, setelah penggoncangan hasil yang kami dapatkan adalah terdapat dua fasa dari campuran larutan tersebut, yaitu pada lapisan atas larutanyya bening dan larutan itu adalah benzen, sedangkan pada lapisan bawah larutannya agak keruh dan itu adalah larutan HCl. Sama halnya pada percobaan sebelumnya bahwasanya benzen bersifat non polar dan HCl bersifat polar sehingga campuran tersebut tidak dapat bersatu atau tidak dapat saling melarutkan dengan baik.

8.2  Klor
Pada percobaan klor ini juga dilakukan dua perlakuan dengan zat yang berbeda. Pada perlakuan yang pertama yaitu dengan menggunakan bahan benzen dan HCl, tujuan dari percobaan ini adalah akan dilihat adakah hidrogn klorida yang dibebaskan. Pertama yang kami lakukan adalah memasukkan 1 ml benzen kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan kedalamnya tiga tetes HCl. Reaksi atau perubahan yang timbul dari penambahan HCl tersebut adalah warna larutanyya  berubah seperti terbentuk dua lapisan warna pada campuran larutan tersebut. Pada awalnya benzen berwarna bening. Lapisan warna yang terbentuk adalah pada bagian ata larutannya berwarna bening dan pada bagian atas larutannya berwarna kuning seperti warna pada minyak. Selanjutnya, dilakukan pemanasan, setelah dilakukan pemanasan ternyata tidak ada perubahan yang ditimbulkan. Campuran larutan benzen dan HCl tersebut tetap menimbulkan dua lapian yaitu warna bening pada bagian atas dan warna kuning seperti minyak pada lapisan bawahnya.

            Pada perlakuan yang kedua digunakan bahan yaitu serbuk besi dan benzen yang bertindak sebagai pereaksinya. Pada percobaan ini dimasukkan serbuk besi kedalam tabung reaksi. Kemudian dimasukkan 1 ml benzen. Salah satu fungsi dimasukkan benzen  ini adalah agar menurunkan potongan besi yang menenmpel pada dinding tabung reaksi. Kemudian ditambahkan 3 tetes HCl kedalam tabung reaksi tersebut. Reaksi yang kami dapatkan setelah penambahan HCl ini adalah terdapat gelembung-gelembung dan warna campuran tersebut menjadi warna kuning. Lalu, campuran tersebut dipanaskan, hasil yang kami dapatkan adalah warna kuning pada campuran tersebut hilang dan gelembung yang ada pada besi dari campuran tersebut semakin banyak, hal inilah yang menandakan adanya hidrogen klorida yang dibebaskan.

8.3  Larutan kalium permanganat
           Pada percobaan larutan kalium permanganat ini juga dilakukan dua perlakuan. Dua perlakuan ini dilakukan dengan pereaksi yang berbeda. Pada perlakuan yang pertama kami menggunakan bahan yaitu kalium permanganat dan bensin. 1 ml kalium permanganat dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian dimasukkan 5 tetes bensin. Kemudian campuran larutan ini digoncang atau digoyangkan selama 1-2 menit. Perubahan atau reaksi yang kami dapatkan setelah larutan ini digoyangkan adalah  terdapat gelembung pada larutan tersebut dan jugua terjadi perubahan warna. Yang pada awalnya warna dari larutan kalium permanganat adalah warna ungu setelah dicampurkan dengan bensin warnanya berubah seperti warna betadine.

            Pada perlakuan kedua, bahan yang kami gunakan adalah kalium permanganat dan benzen. 1 ml benzen dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan kedalamnya 2 ml kalium permanganat. Kemudian, campuran ini digoncang. Setelah penggoncangan hasil yang kami dapatkan adalah campuran larutan ini tidak tercampur menjadi satu, sehingga terbentuk dua lapisan yaitu pada lapisan atas adalah larutan benzen yang berwarna bening dan pada lapisan bawah yaitu larutan kalium permanganat yang berwana ungu. Sehingga dapat kita simpulkan bahawa pada percobaan ini tidak terjadi reaksi oksidasi.

8.4  Asam sulfat pekat
Pada percobaan asam sulfat pekat ini juga dilakukan dua perlakuan dengan bahan dengan pereaksi yang berbeda. Pada perlakuan yang pertama kami menggunakan bahan H2SO4 dan benzen. Pertama 2 ml H2SO4 dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan kedalamnya 10 tetes benzena campuran kedua larutan ini awalnya berwarna bening, namun setelah dilakukan pengocokkan campurannya menjadi keruh. Kemudian campuran larutan ini didiamkan. Setelah beberapa saat setelah pendiaman, hasil yang kami dapatkan adalah terbentuknya tiga lapisan dari campuran tersebut. lapisan yang ditimbulkan secara beruturut-turut adalah warna kuning, bening dan kuning. Selain itu juga terdapat busa pada campuran tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada campuran tersebut mengalami reaksi sulfonasi. Hasil dari reaksi sulfonasi ini adalah alkil sulfonat.

            Pada perlakuan yang kedua kami menggunakan bahan yaitu H2SO4  dan n-heksana. 2 ml H2SO4 dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan kedalam tabung reaksi tersebut 10 tetes n-heksana. Hasil setelah pencampuran ini warnanya tetap bening. Kemudian campuran ini digoncang selama 1-2 menit. Adapun hasil yang kami dapatkan setelah penggoncangan selama 2 menit adalah campuran larutan ini tetap bening tetapi seperti ada batas tipis antara larutan H2SO4 dengan n-heksana ini.

8.5  Asam nitrat
Pada percobaan asam nitrat ini bahan utama yang kami gunakan adalah benzen dan asam nitrat. 0,5 ml benzen dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan kedala tabung reaksi tersebut 4 ml asam nitrat. Hasil yang kami dapatkan pada pencampuran dua larutan ini adalah warnanya bening. Kemudian dimasukkan satu butir kedalam campuran tersebut. Fungsi dari penambahan batu didih ini adalah untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen didalam seluruh bagian larutan tersebut. Batu didih juga berfungsi untuk menghindari titik lewat didih dari larutan tersebut. Setelah ditambahkan batu didih, kemudian dilakukan pemanasan selama 2 menit atau hingga diperoleh suatu kelarutan yang homogen. Perubahan yang terjadi setelah campuran ini dipanaskan adalah larutannya menjadi berwarna kuning jernih. Selanjutnya campuran ini dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi 5 gr es batu. Hasil yang kami dapatkan adalah timbul bau seperti semir sepatu setelah larutan ini bercampur dengan es batu dan jika dibandingkan dengan bau nitrobenzen baunya sama yaitu seperti bau dari semir sepatu.

8.6  Bahan tak dikenal
          Pada uji  bahan tak dikenal ini kai menggunakan tiga pereaksi atau tiga pelarut  untuk mengidentifikasi bahan yang  tidak dikenal. Pelarut yang kami gunakan yaitu air, H2SO4 dan kloroform. Adapun hasil yang kami dapatkan adalah pada tabung reaksi 1 berisi 2 ml zat x  yang dilarutkan dengan 2 ml air, hasil yang didapatkan adalah terbentuk dua fasa. Seperti yang kita ketahui bahwa air bersifat polar, jika larutan ini tidak dapat bersatu atau saling melarutkan berarti dapat ditarik kesimpulan bahwa zat  merupakan larutan yang bersifat non polar. Kemudian, pada tabung reaksi 2, dimasukkan 2 ml zat x dan 2 ml H2SO4 pekat. Hasil yang didapatkan adalah terbentuk dua fasa atau dua lapisan yaitu lapisan bawah yaitu bening dan lapisan atasnya keruh. Selanjutnya, pada tabung reaksi 3 dimasukkan 2 ml zat x dan 2 ml kloroform, hasil yang didapat adalah campuran ini saling melarutkan dan terbentuk seperti cincin bagian atas campuran larutan ini. Karena terdapat cincin pada campuran tersebut kami mengidentifikasi bahwa zat x yang digunakan pada percobaan ini adalah benzen. Dan dapat juga kita lihat dari pelarutnya, zat x ini hanya dapat larut dengan klorofrm dan baunya yang manis. Benzen hanya bisa larut dalam kloroform tidak dalam air dan H2SO4, oleh karena itu kami menarik kesimpulan bahwa zat x itu adalah benzen.

IX.             PERTANYAAN PASCA
Adapun permasalahan yang timbul setelah melakukan percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengapa pada percobaan HCl didalam karbon tetraklorida tabung reaksi yang diletakkan ditempat yang terang lebih cepat menimbulkan reaksi dibandingkan dengan tabung reaksi yang diletakkan ditempat gelap?
2. Mengapa  pada percobaan klor pada saat campuran yang terdapat besi didalamnya dipanaskan timbul banyak gelembung di atas besi tersebut?
3. Pada percobaan bahan tak dikenal digunakan zat x yang akan diidentifikasi, apa alasannya bahwa zat x yang digunakan tersebut merupakan benzen?

X.             KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.  Perbedaan dari hidrokarbon alifatik jenuh dan tak jenuh adalah pada alifatik jenuh rantai C nya hanya berisi ikatan-ikatan tunggal saja yang biasa kita kenal dengan alkana. Sedangkan pada alifatik tak jenuh rantai C nya terdapat ikatan rangkap dua atau rangkap tiga. Yang biasa dikenal dengan alkena dan alkuna. Sedangkan hidrokarbon aromatik adalah senyawa karbon yang terdiri dari 6 atom C yang membentuk rantai benzena.
2. Ada tiga jenis reaksi yang dapat digunakan untuk membedakan tiga golongan dari senyawa hidrokarbon. Reaksi itu adalah reaksi substitusi, reaksi adisi, dan reaksi eliminasi.
3.  Cara dan teknik pengujian ketiga golongan senyawa hidrokarbon dapat dilakukan dengan mengidentifikasi terlebih dahulu sifat-sifat yang dimiliki oleh senyawa tersebut. Kemudian dapat dilakukan teknik melarutkan senyawa tersebut dengan pelarut yang sesuai.

XI.                DAFTAR PUSTAKA
·      Fessenden. 2017. Kimia Organik Jilid I. Jakarta: Erlangga.
· Sumardjo. 2009. Oksidasi 3-(3,4 dimetoksi)- propanol Menggunakan Oksidator.Pinmidium Klorokromat (PCC). Jurnal Kimia Sains & Aplikasi. Vol 2. No 3. (diakses 15 maret 2019).
·   Tim Kimia Organik I. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jambi: Universitas Jambi
·      Wilbrahman. 2012. Kimia Organik dan Hayati. Bandung: ITB

    XII.       LAMPIRAN GAMBAR


Larutan hasil reaksi kalium permanganat dengan benzen

Larutan hasil reaksi kalium permanganat dan bensin


Senyawa x yang telah diidentifikasi


Pembakaran asam nitrat dengan benzen


Hasil dari pengujian asam nitrat


LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KOLOM

LAPORAN PRAKTIKUM    KIMIA ORGANIK I "KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KOLOM" DISUSUN OLEH: MIRNAWATI   (A1C11...